A. Pengertian Teks Cerpen
Teks cerpen adalah salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Isi
cerpen biasanya berpusat pada masalah yang dihadapi oleh tokoh sentral.
Sementara tokoh-tokoh lainnya hanya sebagai pembantu atau pendukung cerita.
Cerpen dapat dibaca dalam sekali duduk karena panjangnya hanya kisaran 500-5000
kata atau tidak lebih dari 10.000 kata.
B. Ciri Teks Cerpen
1)
Menurut Kemendikbud (2014, 6), ciri-ciri cerpen
adalah sebagai berikut:
a)
Berbentuk tulisan singkat, padat, dan lebih pendek
daripada novel;
b)
Jumlah katanya kurang dari 10.000 kata;
c)
Sumber cerita biasanya berasal dari kehidupan
sehari-hari, baik pengalaman sendiri atau orang lain;
d)
Hanya mengangkat permasalahan tunggal, jadi tidak
melukiskan seluruh kehidupan pelakunya;
e)
Habis dibaca dalam sekali duduk;
f)
Tokoh-tokohnya diceritakan saat menghadapi konflik
sampai penyelesaiannya;
g)
Kata-kata yang digunakan sangat ekonomis dan mudah
dikenal;
h)
Meninggalkan kesan mendalam dan memberikan efek
pada perasaan pembaca.
i)
Menceritakan satu kejadian dari terjadinya
perkembangan jiwa dan krisis, tetapi tidak sampai menimbulkan perubahan nasib;
j)
Memiliki alur tunggal dan lurus; dan
k) Penokohannya sangan sederhana, singkat, dan tidak mendalam.
2)
Tarigan (2011, 180) mengemukakan bahwa ciri-ciri
cerpen adalah:
a)
Ciri-ciri utama cerpen adalah singkat, padu, dan
intensif;
b)
Memiliki unsur utama berupa adegan, tokok, dan
gerak;
c)
Bahasa yang digunakan haruslah tajam, sugestif, dan
menarik perhatian pembaca;
d)
Mengandung interpretasi pengarang mengenai
konsepsinya tentang kehidupan, baik secara langsung maupun tidak;
e)
Dapat menarik perasaan dan pikiran pembaca;
f)
Terdapat sebuah insiden yang menguasai jalan
cerita;
g)
Harus memiliki seorang pelaku utama;
h)
Harus mempunyai satu efek atau kesan yang
menarik;dan
i)
Jumlah katanya di bawah 10.000 kata.
C. Struktur Teks Cerpen
1. Abstrak: Abstrak
adalah bagian yang mengggambarkan kesluruhan isi cerita. Keberadaan abstrak
bersifat opsional, boleh ada atau tidak.
2. Orientasi: Bagian ini berisi pengenalan cerita, baik itu berkenaan dengan penokohan
atau pun bibit masalah yang dialami tokoh.
3. Komplikasi: Komplikasi menceritakan puncak masalah yang dialami tokoh utama. Bisa
dibilang, bagian ini merupakan bagian yang paling menegangkan. Rasa penasaran
pembaca mengenai penyelesaian masalah yang dilakukan oleh tokoh bisa terjawab
di bagian ini.
4. Evaluasi: Evaluasi adalah bagian yang berisi komentar atau tanggapan atas
peristiwa puncak yang diceritakannya. Komentar atau tanggapan yang dimaksud
bisa dikemukakan langsung oleh pengarang atau diwakili oleh tokoh tertentu.
5. Resolusi: Resolusi adalah bagian yang berisi tahap penyelesaian akhir dari seluruh
rangkaian cerita. Pada bagain ini ketegangan sedikit mereda, hanya tersisa
masalah-masalah kecil yang perlu mendapat penyelesaian.
6.
Koda: Bagian yang terakhir adalah koda. Bagian ini berisi
kesimpulan mengenai hal-hal yang dialami tokoh utama. Bagian ini juga bisa
berisi komentar atau tanggapan akhir mengenai keseluruhan isi cerita.
D. Kaidah Kebahasaan Teks Cerpen
1.
Kalimatnya
banyak yang bermakna lampau. Hal itu ditandai dengan kata-kata seperti: saat,
telah terjadi, ketika itu, beberapa tahun yang lalu.
2.
Banyak menggunakan
kata penghubung yang menyatakan urutan waktu (konjungsi kronologis). Contoh:
mula-mula, sebelumnya, kemudian, sejak saat, setelah itu.
3.
Banyak
menggunakan kata kerja yang menggambarkan suatu peristiwa yang terjadi. Contoh:
mengobati, menghindar, menangis, menyuruh, melompat, menghindar.
4.
Menunjukkan
kalimat tak langsung untuk menceritakan perkataan seorang tokoh oleh pengarang.
Contoh: menceritakan tentang, menuturkan, mengungkapkan, mengatakan bahwa,
menyatakan.
5.
Pikiran dan
perasaan tokoh banyak digambarkan dengan menggunakan kata kerja yang menyatakan
sesuatu. Contoh: berharap, mengalami, merasakan, menginginkan.
6. Menggunakan banyak dialog, yang ditunjukkan oleh tanda petik ganda ("...."), maupun kata kerja yang menunjukkan tuturan langsung. Contoh: "Habis kemana saja kamu?" tanya Rini pada Andi.
7. Menggunakan kata-kata sifat (descriptive language), sebagai penggambaran tokoh, latar atau suasana. Contoh: Pada sore hari, Bapak tua itu terlihat sedang meminum segelas teh hangatnya sambil menikmati hujan dalam sebuah gubuk di tengah sawah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar