Kamis, 11 Januari 2024

BAHASA INDONESIA KELAS XI: TEKS CERITA PENDEK (CERPEN)

 

A.  Pengertian Teks Cerpen

Teks cerpen adalah salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Isi cerpen biasanya berpusat pada masalah yang dihadapi oleh tokoh sentral. Sementara tokoh-tokoh lainnya hanya sebagai pembantu atau pendukung cerita. Cerpen dapat dibaca dalam sekali duduk karena panjangnya hanya kisaran 500-5000 kata atau tidak lebih dari 10.000 kata.

B.  Ciri Teks Cerpen

1)   Menurut Kemendikbud (2014, 6), ciri-ciri cerpen adalah sebagai berikut:

a)   Berbentuk tulisan singkat, padat, dan lebih pendek daripada novel;

b)   Jumlah katanya kurang dari 10.000 kata;

c)   Sumber cerita biasanya berasal dari kehidupan sehari-hari, baik pengalaman sendiri atau orang lain;

d)   Hanya mengangkat permasalahan tunggal, jadi tidak melukiskan seluruh kehidupan pelakunya;

e)   Habis dibaca dalam sekali duduk;

f)    Tokoh-tokohnya diceritakan saat menghadapi konflik sampai penyelesaiannya;

g)   Kata-kata yang digunakan sangat ekonomis dan mudah dikenal;

h)   Meninggalkan kesan mendalam dan memberikan efek pada perasaan pembaca.

i)    Menceritakan satu kejadian dari terjadinya perkembangan jiwa dan krisis, tetapi tidak sampai menimbulkan perubahan nasib;

j)    Memiliki alur tunggal dan lurus; dan

k)   Penokohannya sangan sederhana, singkat, dan tidak mendalam.

2)   Tarigan (2011, 180) mengemukakan bahwa ciri-ciri cerpen adalah:

a)    Ciri-ciri utama cerpen adalah singkat, padu, dan intensif;

b)   Memiliki unsur utama berupa adegan, tokok, dan gerak;

c)    Bahasa yang digunakan haruslah tajam, sugestif, dan menarik perhatian pembaca;

d)   Mengandung interpretasi pengarang mengenai konsepsinya tentang kehidupan, baik secara langsung maupun tidak;

e)    Dapat menarik perasaan dan pikiran pembaca;

f)    Terdapat sebuah insiden yang menguasai jalan cerita;

g)   Harus memiliki seorang pelaku utama;

h)   Harus mempunyai satu efek atau kesan yang menarik;dan

i)     Jumlah katanya di bawah 10.000 kata.

C.  Struktur Teks Cerpen

 

1.    Abstrak: Abstrak adalah bagian yang mengggambarkan kesluruhan isi cerita. Keberadaan abstrak bersifat opsional, boleh ada atau tidak.

2.    Orientasi: Bagian ini berisi pengenalan cerita, baik itu berkenaan dengan penokohan atau pun bibit masalah yang dialami tokoh.

3.    Komplikasi: Komplikasi menceritakan puncak masalah yang dialami tokoh utama. Bisa dibilang, bagian ini merupakan bagian yang paling menegangkan. Rasa penasaran pembaca mengenai penyelesaian masalah yang dilakukan oleh tokoh bisa terjawab di bagian ini.

4.    Evaluasi: Evaluasi adalah bagian yang berisi komentar atau tanggapan atas peristiwa puncak yang diceritakannya. Komentar atau tanggapan yang dimaksud bisa dikemukakan langsung oleh pengarang atau diwakili oleh tokoh tertentu.

5.    Resolusi: Resolusi adalah bagian yang berisi tahap penyelesaian akhir dari seluruh rangkaian cerita. Pada bagain ini ketegangan sedikit mereda, hanya tersisa masalah-masalah kecil yang perlu mendapat penyelesaian.

6.    Koda: Bagian yang terakhir adalah koda. Bagian ini berisi kesimpulan mengenai hal-hal yang dialami tokoh utama. Bagian ini juga bisa berisi komentar atau tanggapan akhir mengenai keseluruhan isi cerita.

D.  Kaidah Kebahasaan Teks Cerpen

1.      Kalimatnya banyak yang bermakna lampau. Hal itu ditandai dengan kata-kata seperti: saat, telah terjadi, ketika itu, beberapa tahun yang lalu.

2.      Banyak menggunakan kata penghubung yang menyatakan urutan waktu (konjungsi kronologis). Contoh: mula-mula, sebelumnya, kemudian, sejak saat, setelah itu.

3.      Banyak menggunakan kata kerja yang menggambarkan suatu peristiwa yang terjadi. Contoh: mengobati, menghindar, menangis, menyuruh, melompat, menghindar.

4.      Menunjukkan kalimat tak langsung untuk menceritakan perkataan seorang tokoh oleh pengarang. Contoh: menceritakan tentang, menuturkan, mengungkapkan, mengatakan bahwa, menyatakan.

5.      Pikiran dan perasaan tokoh banyak digambarkan dengan menggunakan kata kerja yang menyatakan sesuatu. Contoh: berharap, mengalami, merasakan, menginginkan.

6.      Menggunakan banyak dialog, yang ditunjukkan oleh tanda petik ganda ("...."), maupun kata kerja yang menunjukkan tuturan langsung. Contoh: "Habis kemana saja kamu?" tanya Rini pada Andi.

7. Menggunakan kata-kata sifat (descriptive language), sebagai penggambaran tokoh, latar atau suasana. Contoh: Pada sore hari, Bapak tua itu terlihat sedang meminum segelas teh hangatnya sambil menikmati hujan dalam sebuah gubuk di tengah sawah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar