TEKS CERITA RAKYAT (HIKAYAT)
A. Pengertian Hikayat
Secara etimologis, hikayat berasal dari bahasa Arab,
yaitu haka yang artinya menceritakan atau bercerita. Menurut KBBI, hikayat
adalah karya sastra lama Melayu berbentuk prosa yang berisi cerita,
undang-undang, dan silsilah bersifat rekaan, keagamaan, historis, biografis,
atau gabungan dari sifat-sifat itu, dibaca untuk pelipur lara, pembangkit
semangat juang, atau sekadar untuk meamaikan pesta.
B. Ciri-ciri Hikayat
1. Bersifat
anonim, statis, dan istana sentris
2. Bersifat
bersifat komunal (milik masyarakat)
3. Bersifat
tradisional (meneuskan budaya, tradisi, dan kebiasaan yang dianggap baik)
4. Bersifat
didaktis (bersifat bagik untuk Pendidikan dan religius)
5. Menggunakan
bahasa klise (penggunaan bahasa yang diulang-ulang)
6. Bersifat
tidak logis atau memuat kemustahilan
7. Menceritakan
kesaktian seorang tokoh
8. Menceritakan
kisah universal manusia, menceritakan peperangan antara yang baik dan yang
buruk, dimenangkan oleh yang baik
C. Nilai-nilai dalam Hikayat
1. Nilai
religi atau agama : nilai yang berkaitan dengan ketuhanan.
2. Nilai
moral : nilai yang berkaitan dengan sikap atau tingkah laku.
3. Nilai
budaya : nilai yang berkaitan dengan adat atau kebiasaan masyarakat.
4. Nilai
sosial :nilai yang berkaitan dengan kepatuhan, kepantasan, dan hubungan
antarmanusia dengan manusia lain.
5. Nilai
estetika : nilai yang berkaitan dengan segala keindahan dan seni.
6. Nilai
eduksi (Pendidikan) : nilai yang berkaitan dengan semangat seseorang untuk
selalu semangat dan giat dalam mencari ilmu.
D. Unsur Hikayat
a) Unsur
Intrinsik
1. Tema
2. Tokoh
dan penokohan
3. Alur/plot
4. Latar/setting
5. Sudut
pandang
6. Amanat
b) Unsur
Ekstrinsik
Unsur ekstrinsik dalam hikayat merupakan unsur yang
membangun dari luar cerita hikayat, seperti nilai-nilai, adat istiadat
masyarakat atau kebiasaan, latar belakang sosial, budaya, dan silsilah atau
garis keturunan.
E. Kaidah Kebahasaan Hikayat
1. Menggunakan
majas, berikut jenis majas yang sering digunakan pada cerita hikayat:
1. Majas Perbandingan
1) Majas Alegori : Majas alegori adalah majas yang
menyatakan dengan ungkapan kiasan atau penggambaran.
2) Majas Personifikasi : Majas personifikasi adalah
majas yang membandingkan antara manusia dengan benda mati, seolah-olah benda
tersebut memiliki sifat layaknya manusia.
3) Majas Metafora : Majas metafora ini merupakan
majas yang memakai analogi atau perumpamaan terhadap dua hal yang berbeda.
4) Majas Metonimia : Majas metonomia ini menyatakan
suatu hal dengan memakai kata lain yang punya keterkaitan (misalnya sebuah
merek dagang).
5) Majas Asosiasi : Majas asosiasi digunakan untuk
membandingkan perasaan atau emosi dengan suatu objek, simbol, atau situasi yang
berbeda.
6) Majas Hiperbola : Majas hiperbola adalah majas
yang melebih-lebihkan sesuatu dan bersifat tidak logis.
7) Majas Simile : Majas simile adalah majas yang
digunakan untuk membandingkan dua hal yang berbeda, menggunakan kata 'seperti'
atau 'sebagai'.
8) Majas Antonomasia : Majas antonomasia biasanya
menggunakan nama atau gelar yang mewakili orang atau sesuatu yang lebih
spesifik, untuk menyampaikan ide atau perasaan secara implisit.
9) Majas Sinekdoke Pars Pro Toto : Majas pars pro
toto adalah majas yang menggunakan sebagian unsur/objek untuk menunjukkan
keseluruhan objek.
10) Majas Sinekdoke Totem Pro Parte : Majas totem pro
parte adalah majas yang mengungkapkan keseluruhan objek padahal hanya sebagian
objek saja.
2. Majas Sindiran
1) Majas Eufimisme : Majas eufinisme adalah majas
yang menggunakan ungkapan lebih halus terhadap ungkapan yang dirasa kasar atau
merugikan.
2) Majas Ironi : Majas sindiran ini digunakan dengan
cara menyembunyikan fakta dan mengatakan hal yang sebaliknya.
3) Majas Sarkasme : Majas sindiran ini
pengungkapannya dengan cara terang-terangan mengejek/menyindir dengan sangat
kasar.
4) Majas Sinisme : Majas sinisme ini lebih bersifat
mencemooh atas ide atau pemikiran.
3. Majas Penegasan
1) Majas Pleonasme : Majas pleonasme adalah majas
yang menambahkan keterangan pada kalimat yang sudah jelas (sebenarnya tidak
diperlukan).
2) Majas Repetisi : Majas repetisi ini merupakan
majas pengulangan kata, frasa, atau klausa untuk mempertegas maksudnya.
3) Majas Retorika : Majas retorika ini berbentuk
kalimat tanya, namun tidak memerlukan jawaban. Tujuan kalimat tanya tersebut
sebagai penegasan akan suatu hal.
4) Majas Aliterasi : Majas aliterasi adalah majas
yang menggunakan pengulangan huruf konsonan pada awal kata.
5) Majas Simbolik : Majas simbolik adalah majas yang
menggunakan simbol atau lambang untuk mengekspresikan suatu ide atau perasaan.
6) Majas Paralelisme : Majas paralelisme adalah majas
penegasan yang menggunakan pengulangan kata. Pengulangan ini memiliki struktur,
ritme, atau gaya yang sama untuk menekankan ide atau perasaan.
4. Majas Pertentangan
1) Majas
Litotes
Majas litotes merupakan majas yang menggunakan
ungkapan penurunan kualitas untuk merendahkan diri.
2) Majas Antitesis : Majas antitesis adalah majas
yang menggunakan dua kata berlawanan untuk mengungkapkan suatu pertentangan.
3) Majas Paradoks : Majas paradoks adalah majas yang
mengandung pertentangan antara kenyataan dengan fakta yang ada, tapi pada
kenyataannya mengandung kebenaran.
2. Menggunakan
kata arkais
3. Menggunakan
bahasa yang sulit dipahami
4. Pola teks hikayat berbentuk narasi
5. Menggunakan konjungsi temporal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar