Jumat, 12 Januari 2024

BAHASA INDONESIA KELAS X: TEKS BIOGRAFI

TEKS BIOGRAFI

 

A.  Pengertian Teks Biografi

    Biografi adalah daftar atau Riwayat hidup seseorang yang ditulis oleh orang lain.

B.  Jenis-Jenis Teks Biografi

a)    Biografi berdasarkan Sisi Penulisnya

1.     Autobiografi : (ditulis oleh tokohnya sendiri).

2.     Biografi : (kisah hidup atau Riwayat seorang tokoh secara lengkap dan sesuai kenyataan yang ditulis oleh orang lain).

b)    Biografi berdasarkan Izin Penulisnya

1.     Authorized biography : penulisannya mendapatkan izin atau sepengetahuan tokoh yang akan ditulis cerita hidupnya.

2.     Unautorized biography  : penulisannya tanpa seizin dan tanpa sepengetahuan tokoh yang akan ditulis cerita hidupnya.

C. Ciri Teks Biografi

1.     Memberikan gambaran tentang kehidupan tokoh

2.     Menerangkan kejadian-kejadian hidup seseorang

3.     Memberikan pengetahuan mengenai kelebihan seorang penulis dan latar belakangnya

4.     Memberikan pengetahuan mengenai hal yang bisa diteladani dari tokoh

5.     Ditulis berdasarkan sudut pandang orang ketiga

6.     Ditulis dengan data yang valid.

D.  Pola Penyajian Teks Biografi

1.     Paragraf Deduktif : pola penyajian paragraf yang letak kalimat utamanya berada di awal paragraf disusul kalimat penjelas. Rumusnya umum-khusus.

2.     Paragraf Induktif : pola penyajian paragraf yang letak kalimat utamanya berada di akhir paragraph. Rumusnya khusus-umum.

E.  Struktur Teks Biografi

1.     Orientasi : gambaran umum terkait tokoh, latar dan tema teks biografi.

2.     Peristiwa/kejadian penting : rangkaian beberapa kejadian tertentu, yang bersifat menarik, membuat penasaran, menegangkan atau yang lainnya, dan memuat sikap teladan tokoh.

3.     Reorientasi : simpulan yang berupa pandangan, ulasan atau pemikiran penulis secara pribadi terhadap tokoh yang diceritakan.

F.   Kaidah Kebahasaan Teks Biografi

1.     Menggunakan tanda baca (EYD)

2.     Menggunakan kata ganti orang

3.     Menggunakan verba material (Tindakan fisik)

4.     Menggunakan verba mental (psikologi, tanggapan, respon)

5.     Menggunakan verba pasif (subjek dikenai suatu pekerjaan), imbuhan verba pasif -di, -ter

6.     Menggunakan konjungsi temporal

7.     Menggunakan preposisi (kata depan)

8.     Menggunakan konjungsi

BAHASA INDONESIA KELAS X: TEKS NEGOSIASI

TEKS NEGOSIASI

A.  Pengertian Negosiasi

    Menurut KBBI, negosiasi adalah proses tawar-menawar dengan cara berunding yang memiliki tujuan kesepakatan bersama.

B.  Ciri Negosiasi

Berdasarkan situasinya, negosiasi dibagi menjadi dua yakni:

1)    Negosiasi Formal : negosiasi jenis ini terjadi dalam situasi formal. Ciri negosiasi ini adanya perjanjian yang sah secara hukum, dapat melibatkan hukum, dan dapat terjadi di mana saja.

2)    Negosiasi Informal : negosiasi jenis ini dapat terjadi di kehidupan kita sehari-hari. Ciri khusus negosiasi tipe ini tidak membutuhkan perjanjian khusus, namun tetap mengedepankan kesepakatan bersama.

Berdasarkan untung-rugi, negosiasi dibagi menjadi dua yakni:

1)    Negosiasi Kolaborasi : negosiasi kolaborasi menggabungkan kepentingan antarnegosiator. Negosiasi jenis ini disebut win-win artinya saling menguntungkan.

2)    Negosiasi Dominasi : dalam negosiasi dominasi, negosiator mendapatkan keuntungan besar dari kesepakatan yang dicapai. Sementara itu, pihak lawan negosiasi mendapatkan untung yang lebih kecil. Negosiasi jenis ini disebut win-lose.

3)    Negosiasi Akomodasi : dalam negosiasi akomodasi, negosiator mendapatkan keuntungan sangat kecil bahkan mengalami kerugian. Sementara itu, pihak lawan negosiasi mendapatkan keuntungan lebih besar. Negosiasi tipe ini disebut lose-win.

4)    Negosiasi Menghindari Konflik : dalam negosiasi ini, kedua negosiator menghindari konflik yang muncul. Akibatnya, kedua pihak tidak bersepakat untuk menyelesaikan konflik.

 

C.  Ciri Negosiasi

1.     Adanya partisipan

2.     Adanya perbedaan kepentingan

3.     Adanya pengajuan dan penawaran

4.     Adanya kesepakatan

D. Aspek yang Perlu Diperhatikan Negosiator

1.     Penampilan

2.     Sikap

3.     Bicara

4.     Wawasan

5.     Bahasa

E.  Faktor Penentu Keberhasilan Negosiasi

1.     Kesediaan untuk kompromi dengan pihak lain

2.     Tidak ada yang dirugikan

3.     Kesepakatan yang dicapai mampu memengaruhi pihak lain

4.     Alas an yang disertakan mampu memengaruhi pihak lain.

F.  Bentuk (Pola) Penyajian Negosiasi

1.     Negosiasi lisan : dilakukan secara lisan dengan tahapan pembuka, bernegosiasi, dan penutup.

2.     Negosiasi tulis : dilakukan dengan cara yang resmi atau formal yang membutuhkan dana agar kegiatan dapat terlaksana. Negosiasi tuli berguna untuk mencapai persetujuan dengan jalan ragam tulis, baik dalam bentuk proposal maupun surat resmi.

G.               Struktur Teks Negosiasi

1.     Orientassi :pembuka dalam teks, bentuknya yakni salam pembuka atau basa-basi.

2.     Pengajuan : menyampaikan maksud atau tujuan.

3.     Penawaran : proses tawar-menawar kedua pihak untuk mendapat kesepakatan.

4.     Persetujuan : proses final sudah mendapatkanatau sudah memeroleh hasil dari kesepakatan bersama secara mutlak.

5.     Penutup : proses mengakhiri suatu kegiatan negosiasi dengan sopan, bentuknya dapat berupa ajakan makan malam atau ucapan terima kasih.

H.               Unsur-unsur Negosiasi

1.     Adanya partisipan

2.     Adanya perbedaan kepentingan

3.     Adanya tujuan mencapai kesepakatan bersama

4.     Adanya proses negosiasi yang dilalui

5.     Adanya hasil kesepakatan bersama dengan mutlak

I.    Kaidah Kebahasaan Teks Negosiasi

1.     Menggunakan kalimat persuasive

2.     Menggunakan kalimat deklaratif (pernyataan)

3.     Menggunakan bahasa yang santun

4.     Menggunakan pronominal

5.     Menggunakan kalimat langsung

6.     Menggunakan kalimat yang menyatakan kesepakatan atau penolakan

J.   Langkah-langkah Menyusun Teks Negosiasi

1.     Menentukan topik

2.     Menentukan partisipan beda kepentingan

3.     Mengembangkan topik menjadi kerangka teks negosiasi sesuai dengan struktur teks negosiasi

4.     Mengembangkan kerangka teks sesuai surat resmi

5.     mengembangkan kerangka menjadi surat penawaran/pemesanan.

Kamis, 11 Januari 2024

BAHASA INDONESIA KELAS X: TEKS CERITA RAKYAT (HIKAYAT)

TEKS CERITA RAKYAT (HIKAYAT)

 

A.  Pengertian Hikayat

    Secara etimologis, hikayat berasal dari bahasa Arab, yaitu haka yang artinya menceritakan atau bercerita. Menurut KBBI, hikayat adalah karya sastra lama Melayu berbentuk prosa yang berisi cerita, undang-undang, dan silsilah bersifat rekaan, keagamaan, historis, biografis, atau gabungan dari sifat-sifat itu, dibaca untuk pelipur lara, pembangkit semangat juang, atau sekadar untuk meamaikan pesta.

B.  Ciri-ciri Hikayat

1.     Bersifat anonim, statis, dan istana sentris

2.     Bersifat bersifat komunal (milik masyarakat)

3.     Bersifat tradisional (meneuskan budaya, tradisi, dan kebiasaan yang dianggap baik)

4.     Bersifat didaktis (bersifat bagik untuk Pendidikan dan religius)

5.     Menggunakan bahasa klise (penggunaan bahasa yang diulang-ulang)

6.     Bersifat tidak logis atau memuat kemustahilan

7.     Menceritakan kesaktian seorang tokoh

8.     Menceritakan kisah universal manusia, menceritakan peperangan antara yang baik dan yang buruk, dimenangkan oleh yang baik

C.  Nilai-nilai dalam Hikayat

1.     Nilai religi atau agama : nilai yang berkaitan dengan ketuhanan.

2.     Nilai moral : nilai yang berkaitan dengan sikap atau tingkah laku.

3.     Nilai budaya : nilai yang berkaitan dengan adat atau kebiasaan masyarakat.

4.     Nilai sosial :nilai yang berkaitan dengan kepatuhan, kepantasan, dan hubungan antarmanusia dengan manusia lain.

5.     Nilai estetika : nilai yang berkaitan dengan segala keindahan dan seni.

6.     Nilai eduksi (Pendidikan) : nilai yang berkaitan dengan semangat seseorang untuk selalu semangat dan giat dalam mencari ilmu.

D.  Unsur Hikayat

a)    Unsur Intrinsik

1.     Tema

2.     Tokoh dan penokohan

3.     Alur/plot

4.     Latar/setting

5.     Sudut pandang

6.     Amanat

b)    Unsur Ekstrinsik

Unsur ekstrinsik dalam hikayat merupakan unsur yang membangun dari luar cerita hikayat, seperti nilai-nilai, adat istiadat masyarakat atau kebiasaan, latar belakang sosial, budaya, dan silsilah atau garis keturunan.

E.  Kaidah Kebahasaan Hikayat

1.     Menggunakan majas, berikut jenis majas yang sering digunakan pada cerita hikayat:

1. Majas Perbandingan

1) Majas Alegori : Majas alegori adalah majas yang menyatakan dengan ungkapan kiasan atau penggambaran.

2) Majas Personifikasi : Majas personifikasi adalah majas yang membandingkan antara manusia dengan benda mati, seolah-olah benda tersebut memiliki sifat layaknya manusia.

3) Majas Metafora : Majas metafora ini merupakan majas yang memakai analogi atau perumpamaan terhadap dua hal yang berbeda.

4) Majas Metonimia : Majas metonomia ini menyatakan suatu hal dengan memakai kata lain yang punya keterkaitan (misalnya sebuah merek dagang).

5) Majas Asosiasi : Majas asosiasi digunakan untuk membandingkan perasaan atau emosi dengan suatu objek, simbol, atau situasi yang berbeda.

6) Majas Hiperbola : Majas hiperbola adalah majas yang melebih-lebihkan sesuatu dan bersifat tidak logis.

7) Majas Simile : Majas simile adalah majas yang digunakan untuk membandingkan dua hal yang berbeda, menggunakan kata 'seperti' atau 'sebagai'.

8) Majas Antonomasia : Majas antonomasia biasanya menggunakan nama atau gelar yang mewakili orang atau sesuatu yang lebih spesifik, untuk menyampaikan ide atau perasaan secara implisit.

9) Majas Sinekdoke Pars Pro Toto : Majas pars pro toto adalah majas yang menggunakan sebagian unsur/objek untuk menunjukkan keseluruhan objek.

10) Majas Sinekdoke Totem Pro Parte : Majas totem pro parte adalah majas yang mengungkapkan keseluruhan objek padahal hanya sebagian objek saja.

2. Majas Sindiran

1) Majas Eufimisme : Majas eufinisme adalah majas yang menggunakan ungkapan lebih halus terhadap ungkapan yang dirasa kasar atau merugikan.

2) Majas Ironi : Majas sindiran ini digunakan dengan cara menyembunyikan fakta dan mengatakan hal yang sebaliknya.

3) Majas Sarkasme : Majas sindiran ini pengungkapannya dengan cara terang-terangan mengejek/menyindir dengan sangat kasar.

4) Majas Sinisme : Majas sinisme ini lebih bersifat mencemooh atas ide atau pemikiran.

3. Majas Penegasan

1) Majas Pleonasme : Majas pleonasme adalah majas yang menambahkan keterangan pada kalimat yang sudah jelas (sebenarnya tidak diperlukan).

2) Majas Repetisi : Majas repetisi ini merupakan majas pengulangan kata, frasa, atau klausa untuk mempertegas maksudnya.

3) Majas Retorika : Majas retorika ini berbentuk kalimat tanya, namun tidak memerlukan jawaban. Tujuan kalimat tanya tersebut sebagai penegasan akan suatu hal.

4) Majas Aliterasi : Majas aliterasi adalah majas yang menggunakan pengulangan huruf konsonan pada awal kata.

5) Majas Simbolik : Majas simbolik adalah majas yang menggunakan simbol atau lambang untuk mengekspresikan suatu ide atau perasaan.

6) Majas Paralelisme : Majas paralelisme adalah majas penegasan yang menggunakan pengulangan kata. Pengulangan ini memiliki struktur, ritme, atau gaya yang sama untuk menekankan ide atau perasaan.

4. Majas Pertentangan

1)       Majas Litotes

Majas litotes merupakan majas yang menggunakan ungkapan penurunan kualitas untuk merendahkan diri.

2) Majas Antitesis : Majas antitesis adalah majas yang menggunakan dua kata berlawanan untuk mengungkapkan suatu pertentangan.

3) Majas Paradoks : Majas paradoks adalah majas yang mengandung pertentangan antara kenyataan dengan fakta yang ada, tapi pada kenyataannya mengandung kebenaran.

2.     Menggunakan kata arkais

3.     Menggunakan bahasa yang sulit dipahami

4.     Pola teks hikayat berbentuk narasi

5. Menggunakan konjungsi temporal